Manakah Buku Raditya Dika Yang Paling Bagus
Melanjutkan postingan sebelumnya:
Saya harus membuat ranking dari buku Raditya Dika. Selain, karena saya memang membaca bukunya, yang terus cetak ulang sampai sekarang, saya ingin memberikan rekomendasi buku Raditya Dika mana yang bagus dan yang biasa saja.
Saya mulai dari yang paling rendah dulu.
7) Kambing Jantan
Buku pertama yang masih berformat blog. Masih belum rapi dan belum terstruktur kalimatnya. Tapi, memang sudah lucu, dan wajar jika buku ini yang mempopulerkan genre personal literature.
6) Koala Kumal
Buku yang termasuk baru, sayangnya malah mengecewakan. Untungnya, filmnya jauh lebih bagus.
Temanya patah hati, tapi patah hati sudah dibahas di buku sebelumnya, Manusia Setengah Salmon. Lalu, apa pembedanya dengan buku sebelumnya?
5) Cinta Brontosaurus & Radikus Makankakus
Buku kedua dan ketiga. Sudah lebih baik dari buku pertamanya. Sudah terbentuk kalimatnya. Sudah rapi bentuknya sebagai kumpulan cerpen.
Permasalahannya, buku kedua dan ketiga ini hampir mirip. Memang buku kedua punya tema cinta, hanya masih belum sekuat itu juga temanya dalam tiap cerpen yang ada.
Makanya, saya menaruh dua buku ini dalam ranking yang sama.
4) Babi Ngesot
Lucu. Agak kasar, hehe.
Buku keempat dengan punchline yang lebih liar dan lebih ngawur lagi. Sesuai judul ada unsur horror, walaupun hanya sedikit.
Anyway, bentuk audio (podcast) postingan ada di link berikut:
3) Ubur-Ubur Lembur
Saya suka dengan buku terakhir Raditya Dika. Temanya seputar pekerjaan. Pekerjaan sebagai karyawan, content creator, sutradara, komedian, dan artis.
Cukup menarik, melihat sisi yang berbeda Raditya Dika di buku ini.
Tambahan: masih ada beberapa cerpen cinta-cintaan di Ubur-Ubur Lembur
2) Marmut Merah Jambu
Komedi pakai hati dimulai dari buku ini.
Lalu, berlanjut ke buku Manusia Setengah Salmon, Koala Kumal, Ubur-Ubur Lembur (di buku terakhir mulai berkurang).
Versi filmnya, masih menjadi film terbaiknya Raditya Dika sampai saat ini.
1 ) Manusia Setengah Salmon
Bagi saya, ini yang paling bagus.
Paling kuat secara benang merah secara tema. Patah hati dan move on.
Masih dengan kumpulan cerpen, bedanya di sini saling berkesinambungan. Apa yang terjadi di bab 1, berdampak di bab-bab berikutnya. Mirip seperti novel.
(Kekurangannya justru di filmnya. Agak kurang, hehe)