Kalau Anda Menanyai Seseorang Mengenai Suatu Masalah Tertentu, Biasanya Mereka Menghubungkannya Dengan Keahlian Mereka.

Aldy Pradana
2 min readJan 11, 2021

--

myedisi.com

Seorang laki-laki mengambil pinjaman. Ia memulai suatu usaha, dan tidak lama kemudian, ia jatuh bangkrut.

Apa yang bisa ditanggapi?

Jika Anda seorang analis bisnis, Anda memahami mengapa bisnis itu tidak berhasil.

Jika Anda seorang ahli keuangan, anda akan menanyakan apakah pinjaman adalah instrumen keuangan yang paling tepat.

Jika Anda wartawan lokal, Anda akan menyadari ini adalah potensi cerita.

Jika Anda seorang penulis, anda akan berpikir, bagaimana insiden itu bisa menjadi suatu cerita yang menarik.

Manakah sudut pandang yang tepat?

Tak satu pun sudut pandang itu tepat.

Sebelum lanjut, bagi yang menyukai sweater dan hoodie, Arsenio Apparel Store mempunyai beberapa sweater dan hoodie dengan berbagai macam warna. Silakan klik link berikut. Terima kasih 🙂

Instagram: @arsenio.store.id

“Jika peralatan Anda hanyalah palu, semua masalah Anda adalah paku.”

Mark Twain.

Ahli bedah ingin memecahkan semua masalah kesehatan dengan sebilah pisau bedah. Padahal, pasiennya bisa terobati tanpa dibedah.

Tentara ingin menyelesaikan masalah, dengan cara militer.

Lalu, insinyur secara struktural.

Singkatnya, kalau Anda menanyai seseorang mengenai suatu masalah tertentu, biasanya mereka menghubungkannya dengan keahlian mereka.

Kemudian, apa yang salah?

Tidak ada yang salah.

Asal kita melakukan suatu hal, sesuai dengan tempatnya.

Karena tidak sesuai jika: Guru menegur temannya, seperti ia menegur muridnya.

Kesimpulannya,

Kalau Anda membawa masalah ke seorang ahli, jangan harap solusi yang menyeluruh.

Masing-masing dari kita punya pengalaman dan pola pikir sesuai keahliannya.

Untuk saling melengkapi, kita bisa saling bertukar pendapat, saling mengisi sesuai porsi. Dengan tujuan, yang jauh dari keahlian kita, bisa terpenuhi dengan berbicara dengan yang ahli.

Temukan kekurangan dan kelebihan masing-masing, lalu saling mengisi untuk menyeimbangkannya.

Itu tadi yang saya rangkum dari bab ke sembilan puluh dua dari buku The Art of Thinking Clearly (99 Sesat Pikir), Rolf Dobelli.

Ini menjadi bab terakhir yang saya rangkum dari buku tersebut.

Semoga bermanfaat.

Sekian dan terima kasih.

--

--

Aldy Pradana

Talks about Social Media, Movies, & Pop culture | Personal Blog: aldypradana.com | Instagram: @aldy_pradana17 & @arsenio.store.id