Jangan Lupa Menjadi Manusia
Saya yakin sekali, bahwa setiap orang tahu apa itu baik dan apa itu buruk. Namun, orang di luar sana seperti lupa akan hal itu, lalu berbuat semaunya.
Asal hati senang, beberapa peraturan dilanggar.
Semoga saya tidak terdengar kasar dan paling benar, karena di postingan ini, saya hanya ingin mengeluarkan semua unek-unek di kepala saya. Bisa jadi, tulisan di bawah ini dapat menjadi catatan untuk diri saya sendiri.
- Uang itu memang penting, tapi setelah punya uang (kaya) bukan berarti anda berhak menjadi orang semena-mena.
- Orang mau menolong anda, karena memang punya keinginan menolong anda. Bukan berarti orang itu anda manfaatkan, lalu anda buang ke tempat sampah.
- Dalam formula tolong-menolong, itu terselip makna “saling”. Bukan mau ditolong, tapi tak mau menolong.
- Orang yang mempunyai pekerjaan atau bisnis, asal halal dan mampu mencukupi kebutuhan sudah lebih dari cukup. Tidak perlu ditanya PNS atau bukan.
- Pandemi ini sudah berdampak bagi sekitar. Bantulah sesama dengan cara paling sederhana: pakailah masker dengan benar.
- Tanpa pakai kata “pandemi”, cuci tangan sudah penting dari sananya.
- Buanglah sampah di tempat sampah. Selokan di depan rumah tidak termasuk dalam kategori tempat sampah.
- Social media memang untuk konsumsi publik. Tapi jika anda sampai menyimpan koleksi foto seseorang, sampai membuat stiker WhatsApp orang tersebut, namanya anda kurang w***s.
- Tombol follow dan unfollow tercipta karena suatu alasan. Kalau suka follow, kalau tidak suka unfollow. Tidak usah dibikin ribet.
- Rasa hormat didapat dari kelayakan dan kepantasan, bukan dari pemaksaan.
- Yang paling penting dari manusia itu pikiran dan hati. Bukan berapa banyak uang di sakunya.
- Sampai kapanpun, mengendarai motor sambil merokok itu tidak pantas untuk diwajarkan.
- Klakson ketika masih macet, tidak dapat berefek apa-apa. Kecuali, menambah pusing di kepala.
- Senyum, salam, sapa. 3S yang sederhana, tapi seperti hilang di masyarakat.
- Terakhir, jangan lupa menjadi manusia seutuhnya.
Sekali lagi tulisan di atas hanya untuk melampiaskan unek-unek di kepala saya. Yang pasti akan menjadi catatan untuk diri saya sendiri.