Catatan Untuk Masa Depan: Ibadah

Aldy Pradana
3 min readDec 7, 2021

--

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Terinspirasi novel Sabtu Bersama Bapak, saya ingin mencoba untuk meninggalkan jejak di internet. Semoga saat “kamu” dewasa nanti, kamu bisa mengambil hikmah atau pelajaran dari sini.

Karena ini ditaruh di tempat yang bisa diakses semua orang, mungkin bisa berguna juga untuk semua orang yang mendengarkan episode ini.

Rencananya, ada 11 episode Catatan Untuk Masa Depan. Ini adalah episode 3, dan pada episode kali ini, saya mau bicara tentang ibadah.

Jujur, saya awalnya bukan seseorang yang kuat dalam agama. Sekarang pun masih belajar. Saya ingat, saya SD itu masih suka bolong-bolong solatnya. Rutin les ngaji tiap minggu, tapi ya sudah, ngajinya cuma ketika ada guru ngajinya.

SMP saya ada peningkatan. Selain solat wajiib, sudah mulai ada solat sunahnya. Sering solat duha solat & tahajud, terutama kalo pas lagi ulangan. Ulangan tengah semester, ulangan semester, ujian nasional, itu pasti semangat banget.

SMA saya semakin kuat, tapi ada faktor karena ibu saya sakit. Ibu saya kena kanker, kanker kolon. Sempat operasi, diambil (dipotong) bagian yang terkena kanker. Tapi ternyata ada kanker lagi, kanker otak.

Di saat itulah, saya sangat serius dalam hal ibadah. Mendoakan agar beliau cepet sembuh, sehat kembali seperti sedia kala.

Namun, itu tetap bukan sesuatu yang tepat. Karena harusnya ibadah itu kuat dari sedini mungkin. Dari SD kuat, SMP kuat, dan seterusnya kuat. Saat sedang senang, sedih, kapan pun itu.

Mungkin iman bisa naik turun, tapi sudah ada pegangan, pedoman, prinsip tentang agama yang kuat itu udah bagus. Soal benteng iman, nanti saya bicarakan di episode berikutnya.

Intinya, jaga solat, dengarkan ceramah, ikut kajian, ngaji, sedekah. Itu akan membantu kamu, memudahkan urusanmu di dunia dan di akhirat.

Kamu kalau merasa, “Oh aku udah temen deket yang bakal nemenin aku, oh aku ada keluarga yang bakal nemenin aku.”

Dari pengalaman hidup saya, saya bisa bilang, itu tidak kekal ya. Tidak abadi.

Teman dekat itu bisa pergi. Mereka bisa pindah sekolah kapan saja, yang berefek jarang ketemu. Sahabat bisa menjauh saat kuliah. Apalagi masuk dunia kerja. Mereka bisa kerja di kota yang berbeda. Akan sibuk dengan urusan masing-masing.

Keluarga juga sama.

Tidak kekal. Tidak abadai.

Bisa saja ayah atau ibu dipindah kerja, kotanya harus di kota A B C. Bisa saja serumah, tapi tidak pernah ketemuan. Seperti saya dan ayah saya.

Shift kerja beliau itu malam, shift kerja saya pagi.

Saya pagi berangkat kerja, ayah saya baru pulang. Saya sore pulang kerja, ayah saya baru berangkat. Jadi serumah, tapi jarang ketemu.

Apalagi kalau nanti orang tua dipanggil. Seperti ibu saya, almarhumah, dipanggil saat saya SMA kelas 3 gara-gara kanker otak.

Ibadah, kembali ke Allah.

Yang lain bakal pergi, dan yang pasti kekal ya cuma Allah.

Yang bakal jadi tempat untuk kamu berdoa, cerita, berkeluh kesah, bersyukur.

Coba kamu rutin ke masjid untuk merasakan damai dan tenang. Terutama yang cowok ya.

Saya kalau merasa sepi, merasa kosong paling tepat memang ke masjid. Cari masjid yang memberikan kamu damai dan tenang. Yang membuat kamu nyaman, layaknya pulang ke rumah.

Solat di masjid, dzikir, terus coba cerita dalam hati. Sehari melakukan apa saja, atau cerita sehari ini mau melakukan kegiatan apa saja. Cerita, terus doa minta dimudahkan segala urusan.

Sedekah di pagi hari itu juga bagus.

Dengarkan ceramah, sekarang ada banyak di youtube. Cari ustadz yang cocok, cari tema yang kamu mau dengerin, cari tema yang kamu butuhin.

Sempetkan mengaji.

Jaga solat, belajar lagi dan lagi tentang gerakan solat, bacaan solat.

Setelah solat, dzikir, pelan dibacanya, dinikmati tiap bacaannya.

Doa terus cerita. Butuhnya apa cerita, kalo dikasih rezeki juga cerita, bilang terima kasih, bilang alhamdulillah. Kalo ada ujian juga cerita, minta dimudahkan diringankan, minta solusi atau jalan keluar yang terbaik.

Itu saja tentang ibadah.

Mungkin detailnya bisa belajar dari yang lebih paham.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

--

--

Aldy Pradana
Aldy Pradana

Written by Aldy Pradana

Talks about Social Media, Movies, & Pop culture | Personal Blog: aldypradana.com | Instagram: @aldy_pradana17 & @arsenio.store.id

No responses yet