Begal (cerpen fiksi)

Aldy Pradana
2 min readNov 20, 2020
https://hudsonvalleypost.com/

“Lihat, sampai masuk koran!” bilang istri menunjukkan berita berjudul: Begal Sepeda Menyerang di Pagi Hari.

Suami tak begitu tertarik, merespon biasa, “Hmmm…”

Mereka sedang duduk di sofa ruang tengah. Istri seru sendiri dengan berita kriminal, sedangkan suami hanya bersandar.

Istri membuka lebar halaman koran, ia baca seksama kalimat per kalimat. “Hati-hati untuk daerah perumahan. Terutama bagi para pesepeda di pagi hari. Sudah banyak orang telah menjadi korban.”

Suami menutup matanya, masih tak tertarik, “Untuk apa kamu membaca berita itu?”

“Lho, justru harus dibaca. Bahaya ini.” jawab istri, tegas.

Matanya kembali ke huruf kecil itu, ia menambahkan, “Ciri-ciri begal ini menggunakan motor dan pakaian serba hitam. Dari atas sampai bawah. Masker hitam, helm hitam, jaket hitam, dan motor bebek hitam.”

“Tuh, ciri-cirinya. Kamu harus hati-hati, ya.” ucap istri, cemas.

Suami mengambil nafas panjang, dan menghembuskannya pelan-pelan. “Iya, tenang. Aku pasti hati-hati.”

Istri masih khawatir, melanjutkan membaca berita itu dalam hati.

Selang beberapa menit, suami membuka matanya. Badannya menegak, menjauhi punggung sofa.

“Sudah, ya.” kata suami, lalu beranjak dari sofa. “Aku mau berangkat.”

“Mau berangkat sekarang?” tanya istri, pelan. “Hati-hati, ya, sayang.”

Tanpa melihat istrinya, suami membalas sambil berjalan ke garasi, “Iya, kamu tenang saja.”

Suami menyalakan motor dan membuka pagar rumah.

Ia keluarkan motor bebek hitamnya ke depan rumah. Dia tutup badannya dengan pakaian serba hitam. Dari atas sampai bawah. Masker hitam, helm hitam, dan jaket hitam.

“Aku kerja dulu.” bilang suami, matanya menajam.

Istri tak menjawab dengan kata. Hanya mengangguk pelan, melihat suami pergi bekerja.

--

--

Aldy Pradana

Talks about Social Media, Movies, & Pop culture | Personal Blog: aldypradana.com | Instagram: @aldy_pradana17 & @arsenio.store.id